Kanker serviks

Kanker serviks cenderung muncul pada perempuan berusia 35 sampai 55 tahun. Data yang didapat dari Yayasan Kanker Indonesia (tahun 2007) menyebutkan setiap tahunnya sekitar 500.000 perempuan didiagnosa menderita kanker serviks dan lebih dari 250.000 meninggal dunia. Total 2,2 juta perempuan di dunia menderita kanker serviks.

Beberapa data lain juga menyebutkan kanker serviks juga dapat muncul pada perempuan dengan usia yang lebih muda. Di Indonesia sendiri, diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus baru kanker serviks dan 20 perempuan meninggal dunia karena penyakit tersebut.

Dampak Psikologis
Dalam sebuah studi dilaporkan bahwa lebih dari 90% pasien mengalami perubahan positif setelah mengetahui status kankernya. Dan sebagian lagi mengalami kekhawatiran bahkan ketakutan. Fakta dilapangan menyebutkan bahwa proses penyesuaian emosional pasien biasanya berjalan seiring dengan reaksi emosional yang dialaminya yang meliputi: tahapan awal dimana pasien terkejut dan merasa tidak yakin, kemudian ada perasaan tertekan dimana disalurkan dalam bentuk kecemasan, kemarahan dan protes. Tahapan berikutnya muncul perasaan sedih. Dan pada tahapan berikutnya si pasien sudah mulai menyesuaikan diri dan menerima kenyataan secara bertahap. Fakta dilapangan terungkap bahwa bayangan rasa sakit yang berkepanjangan saat menjalani pengobatan medis merupakan alasan sebagian besar pasien untuk memilih pengobatan alternatif daripada pengobatan yang diberikan rumah sakit.

Untuk sesuatu hal yang positif, terutama untuk masa depan kesehatan reproduksi Anda, sebaiknya pastikan status Anda – apakah berpotensi kanker serviks atau tidak. Jangan biarkan ketakutan atau stress yang berkepanjangan menjadi penghalang untuk menjalani proses pemeriksaan. Cari informasi sebanyak-banyaknya. Untuk memulainya bisa Anda baca artikel ini.

Kanker Serviks: Penyebab dan gejalanya
Kanker serviks (cervix cancer) atau yang dikenal sebagai kanker pada leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus – suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Menurut Dr.Elfahmia Noor Azis, Sp.OG, Trainee Consultant Oncology dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, penyebab dari kanker yaitu: Human Papiloma Virus (HPV).

Deteksi Dini: Screening dan Diagnosa
Screening dilakukan saat pertama kali berhubungan badan atau 3 tahun pertama setelah aktif secara seksual. Biasanya screening dapat berupa:

Tes Pap Smear
Tes ini untuk mengetahui dan mendeteksi sel abnormal terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks dan tidak menginvasi bagian lebih dalam. Warning! Jika tidak ditangani, sel abnormal ini dapat berubah menjadi sel kanker, dimana dapat menyebar pada beberepa tempat sekitar serviks, vagina bagian atas, area pelvis, dan bagian lain dari tubuh.

kanker serviks

Tes HPV DNA Terdapat juga pemeriksaan HPV DNA untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi. Pada tes ini diambil jaringan dari serviks untuk diperiksa di laboratorium.

Diagnnosis Jika hasil Pap Smear memperlihatkan sel kanker, pasien dapat menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Diagnosa yang dilakukan yaitu dengan memeriksa serviks dengan kolposkopi – memeriksa sel dengan mikroskop khusus. Setelah itu mengambil sample sel serviks – dengan biopsi.

Stadium pada Kanker Serviks Stadium kanker merupakan faktor kunci yang menentukan pengobatan apa yang akan diambil. Biasanya pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa: gambaran radiologi, pemeriksaan seperti X-Ray, computerized tomography (CT) Scan atau MRI.

Stadium Kanker Serviks

Stadium 0
Kanker noninvasive, kanker dini ini kecil dan hanya terbatas pada permukaan serviks.

Stadium I
Kanker hanya terbatas pada serviks

Stadium II
Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus, namun belum menyebar ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina

Stadium III
Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina.

Stadium IV
Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat , seperti kandung kemih atau rectum, atau telah menyebar ke daerah lain di dalam tubuh, seperti paru-paru, hati atau tulang.

Vaksinasi HPV
Vaksinasi ini dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi HPV. Efek pencegahan ini terjadi karena adanya pembentukan sistem antibody di tubuh. Vaksin ini paling efektif diberikan sebelum wanita aktif secara seksual.